Matahari masih malu-malu ketika kami mulai bergerak
mengumpulkan massa. Hari Minggu, hari itu aku tak turut ayah ke kota karena hari itu kami merencanakan untuk menjalankan program
pertama kami di kepengurusan baru.
Berangkat dari kepedulian terhadap lingkungan, kami mencoba
untuk berkontribusi walaupun kecil. Ya, hari itu kami sejenak menjadi
pemulung, bersama-sama mengumpulkan ‘sampah’ atau lebih spesifiknya sampah
‘rosok’ yakni sampah yang memiliki nilai jual. Yup, nilai jual. Wong tujuan
program ini salah satunya juga nyari duit kok alias komersil. Seperti slogan
komersil salah satu minuman berenergi… Kuku B*ma Energi..rosok…rosok…(mekso
yoben)
Aku pun terpaksa merelakan waktu yang biasanya jam
segitu
masih njingkrung di kasur…apa boleh buat sebagai anggota senior tentunya
malu kalo tidak on time… (tolong digaris bawahi kata senior tadi supaya jangan
ada yg bilang tua)
Sementara yang lain demi menjaga image on time, rela melakukan
ritual pagi yaitu “setor” di toilet masjid (mbuh sabunan mbuh ora), karena
memang kami bersepakat untuk ngumpul di lapangan dekat masjid.
Karena yang berkumpul baru segelintir, maka dirasakan perlu
untuk memanggil orang banyak lewat pengeras suara masjid. Maka kami pilih
anggota kami yang paling bagus suaranya. Ada yang bilang suaranya ini mirip
maher zein kebelet pipis. Dia ini sering melatih suaranya di depan rumah, dan
rumahnya kebetulan di samping rumahku, jadi aku tau persis. Dan momen seperti
inilah yang sudah lama dia tunggu-tunggu…(akhirnya kesampean cita-citamu nak)
Setelah berkumpul agak banyak, kami lalu bagi tugas. Ada
yang pinjam keser (iki bahasa indonesiane opo suer aku rung nemu), ada yang
nyiapin konsumsi, ada yg selfi-selfi.
Akhirnya setelah beberapa lama kemudian, dimulai juga
pengumpulan rosoknya. Temen-temen ini gak tau karena peduli lingkungan atau
karena bakat, cekatan sekali memulung rosoknya. Aku sebagai anggota tua senior
jadi bahagia melihatnya. Bahkan ada yang belum jadi rosok pun mau diambil, lha yo
langsung tak peringatkan to: wah..wah.. ojo ngono mas, ora apik (sambil
berbisik: mengko bengi wae bareng aku)…jangan mikir yg enggak-enggak, bareng jamaah
isya maksudnya.
Kegiatan ini ternyata mendapat sambutan yang sangat positif
dari warga. Terbukti banyak yang sudah menyiapkan rosok plastik yang telah
disortir di depan rumah, tentu dengan maksud memudahkan kami dalam
mengumpulkannya. Yah, walaupun ada satu dua yang menyelipkan sampah rumah
tangga semisal sayuran busuk juga. Yoh rapopo, tak nggone njangan guwakke buk….
Bagi warga yang sudah bersedia menyerahkan rosoknya, kami
berikan stiker sebagai tanda partisipasi. Ini penting juga aku kira untuk
menghargai mereka yang pernah berbuat baik, sehingga di kemudian hari mereka
tak segan untuk menolong lagi. Lagipula mencetak stiker sekarang gampang dan
murah sekali.
Setelah berpencar menjadi beberapa tim, sampah yang telah
terkumpul di keser masing-masing lalu dikumpulkan di satu tempat yaitu di
lapangan voli tadi, untuk kemudian disortir. Yang berupa botol plastik
dijadikan satu, kemudian ada juga yang berupa kardus, botol kaca dan segala
macamnya juga dipisah-pisah. Ini dilakukan untuk memudahkan dalam menjual
rosok-rosok itu, selain itu kalau tidak dipisah-pisah nanti
harganya bakalan murah.
Sekitar tengah hari pekerjaan kami baru selesai. Tugas
selanjutnya adalah menjual. Ada beberapa pengepul rosok di dekat kampung kami. Kami
pilih yang paling dekat saja, yaitu daerah Dadapan dekat jalan Parangtritis.
Hasilnya tak terduga, dalam satu hari itu saja kami bisa
menghasilkan uang sebesar 270rb rupiah…wow, not bad.
Moral of the story (ealah bahasane kok angel)…maksudnya manfaat
yang dapat diambil dari kegiatan itu di antaranya:
- Melatih kekompakan temen-temen pemuda
- Menumbuhkan kepedulian lingkungan, mengingat Indonesia ini menurutku sudah krisis kesadaran lingkungan, di mana-mana orang buang sampah sembarangan. Dengan kegiatan ini harapannya pemuda bisa menjadi pelopor kesadaran lingkungan hingga bisa menularkan pada semua warga.
- Dapet duit, nah ini ujung-ujungnya di sini…hehe. Yah, kalau bisa produktif jadi duit kenapa enggak? Toh, barang2 tadi sudah dianggap tak berguna. Justru ada dua nilai tambah di situ.
- Sebenernya masih banyak manfaatnya sih, tapi apa sensasinya kalau anda tidak mencoba dan merasakan sendiri..hehe. Jadi, silakan menjadi pelopor kesadaran lingkungan di daerah anda walaupun diawali dari kegiatan-kegiatan kecil semacam ini.
Kegiatan ini rencana akan rutin kami lakukan. Maka, sampah
rosoknya masih ditunggu lho..
Tapi ingat ya.. kami hanya menerima sampah
bernilai jual, bukan sampah masyarakat :D
Berikut beberapa jepretan:
Sampah dipilah dan dipilih |
Yang ini pasti mahal ...Oops, gak dijual ding |
Cah bagos-bagos siap menjual rosok |
Lotisan setelah kegiatan...tonjit! |
No comments:
Post a Comment