Tuesday, August 2, 2016

Pidato Steve Jobs: "temukan apa yang anda cintai..." (Bagian Pertama)

Berikut ini adalah pidato yang sangat menginspirasi dari Steve Jobs. Bagi yang belum tahu siapa Steve Jobs, dia adalah pemimpin  perusahaan pembuat i phone yang terkenal itu.
Sebenarnya saya menemukan pertama kali pidato ini dalam bentuk video (dan memang lebih mengena kalo dinikmati lewat video). Jadi silakan dicari di youtube kalo ingin melihat... :)
Ada tiga poin penting yang disampaikannya dalam pidato ini. Untuk memudahkan anda membaca, teks ini saya potong menjadi tiga bagian, satu bagian untuk masing-masing poin...
_Segala ketidakpahaman dikarenakan keterbatasan saya dalam menerjemahkan...please enjoy_

ANDA HARUS MENEMUKAN APA YANG ANDA CINTAI
Teks ini adalah pidato pada acara pemberian ijazah yang disampaikan oleh Steve Jobs, CEO dari Apple Computer dan Studio Animasi Pixar, 12 Juni 2005 di Stanford University.

Saya merasa terhormat berada di sini bersama anda hari ini pada acara penyerahan ijazah dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Jujur, inilah saat terdekat saya dengan kelulusan kuliah. Hari ini saya ingin berbagi kepada anda
tiga cerita dari hidup saya. Itu saja. Bukan sesuatu yang panjang. Hanya tiga cerita.

Cerita pertama adalah tentang menghubungkan titik-titik.
Saya drop out (keluar/DO) dari Universitas Reed setelah 6 bulan, namun kemudian tetap di sana untuk sekitar 18 bulan lagi sebelum saya benar-benar keluar. Jadi kenapa saya DO?

Ini dimulai sejak sebelum saya lahir. Ibu biologis saya adalah seorang yang muda, lulusan kuliah dan tidak menikah, kemudian dia memutuskan untuk menyerahkan saya untuk diadopsi. Dia sangat menginginkan saya diadopsi oleh seorang yang lulus kuliah, jadi akhirnya saya diadopsi oleh seorang pengacara dan istrinya (yang mengharapkan anak perempuan). Ketika saya lahir, orang tua adopsi saya, yang telah berada dalam daftar tunggu, mendapat telepon tengah malam dan ditanyai: “kami mendapatkan  bayi laki-laki yang tidak anda harapkan; apakah anda menginginkannya?” Mereka menjawab: “tentu saja.” Ibu biologis saya kemudian mengetahui bahwa ibu saya tidak pernah lulus dari kuliah dan ayah saya tidak pernah lulus dari SMA. Dia menolak untuk menandatangani surat adopsi. Dia lalu mengalah beberapa bulan kemudian hanya setelah orang tua saya menjanjikan bahwa saya akan kuliah suatu hari nanti.

Dan 17 tahun kemudian saya memang pergi kuliah. Namun naifnya saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford, dan semua tabungan orang tua saya dihabiskan untuk biaya kuliah saya. Setelah enam bulan, saya tidak dapat melihat nilai di dalamnya. Saya tidak menemukan apa yang akan saya lakukan dengan hidup saya dan tidak tahu bagaimana kuliah dapat membantu saya menemukannya. Dan di sini saya sedang menghabiskan semua uang yang telah dikumpulkan orang tua saya sepanjang hidup mereka. Jadi saya memutuskan untuk drop out dan yakin semua akan baik-baik saja. Cukup mengerikan pada saat itu, namun melihat ke belakang itu adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya ambil. Saat saya keluar saya dapat berhenti mengambil kelas wajib yang tidak menarik bagi saya, dan mulai masuk pada kelas yang terlihat menarik.

Tidak semuanya romantis. Saya tidak memiliki asrama, jadi saya tidur di lantai kamar seorang teman. Saya mengumpulkan botol minuman soda untuk  ditukar dengan 5 sen demi membeli makanan, dan saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap hari minggu malam untuk mendapatkan satu makanan enak setiap minggunya di kuil Hare Krishna. Saya mencintai masa-masa itu. Dan akhirnya semua rasa ingin tahu dan intuisi saya berubah menjadi tak ternilai harganya. Saya beri contoh:
Universitas Reed pada saat itu menawarkan mungkin instruksi kaligrafi yang terbaik di negara itu. Sepanjang kampus setiap poster, setiap label pada setiap penggambar, dikaligrafikan dengan indah. Karena saya keluar dan tidak harus mengambil kelas normal, saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi untuk belajar bagaimana cara melakukan ini. Saya belajar tentang tipe-rupa serif dan san serif, tentang variasi spasi antara kombinasi huruf yang berlainan, tentang apa yang membuat tipografi hebat. Sangat indah, bersejarah, dan artistik yang mana sains tak dapat menangkapnya, dan saya sangat menikmatinya.

Sepertinya tak satupun dari hal-hal tersebut yang prakteknya akan teraplikasikan dalam hidup saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami merancang komputer Macintosh pertama, semua itu kembali lagi pada saya. Dan kami menerapkan itu semua pada Mac. Itu adalah komputer pertama dengan tipografi yang indah. Dan jika saja saya tidak pernah masuk pada kelas itu, Mac tidak akan memiliki banyak tipe-rupa atau huruf yang spasinya proporsional. Dan karena Windows hanya mengkopi Mac (audience pd video riuh memberi applaus ketika dia mengatakan ini), sepertinya tidak akan ada personal computer (PC) yang memilikinya. Jika saya tidak pernah keluar, saya tidak pernah masuk pada kelas kaligrafi itu, dan PC mungkin tidak akan memiliki tipografi yang indah seperti saat ini. Tentu saja tidak mungkin untuk menghubungkan titik-titik dengan melihat ke depan ketika saya masih berada di universitas. Namun adalah sangat, sangat terang melihat ke belakang sepuluh tahun kemudian.

Sekali lagi, anda tidak dapat menghubungkan titik-titik dengan melihat ke depan; anda hanya dapat menghubungkannya dengan melihat ke belakang. Jadi anda harus yakin bahwa titik-titik itu entah bagaimana akan terhubung di masa depan anda. Anda harus yakin pada sesuatu – ketekunan, takdir, kehidupan, karma, atau apa pun. Pendekatan ini tak pernah mengecewakan saya, dan telah membuat semua perbedaan dalam hidup saya.

...poin cerita kedua akan mengisahkan tentang cinta dan kehilangan (sepertinya ini yang ingin ditekankan melalui judulnya), ketika dia memulai perusahaannya yaitu Apple, dipecat, dan memulai lagi...

No comments:

Post a Comment