Tuesday, October 4, 2016

Go Green Part 3



Aku suka heran sendiri, pake cara apa setan menggoda manusia. 

Tawa dan ceria. Itu yang kutemukan di go green part 3 kemarin. Bagi yang belum tahu, go green adalah program pengumpulan sampah rosok untuk kemudian dijual oleh pemuda di kampung kami. Sudah tiga kali kami jalankan program seperti ini. Dan dari tiga kali itu tak pernah kudapati seorang pun yang cemberut atau susah dalam pelaksanaannya. Kami bisa dapat sekitar 300rb dalam setiap seri go green. Walaupun cukup lumayan, bukan itu, keceriaan ini bukan semata karena duit.


Kalo boleh jujur, ini buatku sendiri lho ya, entah yg lain...aku ngrasa ada semacam fun yang susah kutemui di tempat atau dengan cara lain. Maksudku, coba deh kamu bayangkan, bersama teman melakukan sesuatu bersama, saling bercanda, dan itu kegiatan positif pula. Priceless.

Aku ini bukan orang yang kurang piknik ya,

Tuesday, August 30, 2016

Bandung Go Green





Matahari masih malu-malu ketika kami mulai bergerak mengumpulkan massa. Hari Minggu, hari itu aku tak turut ayah ke kota karena hari itu kami merencanakan untuk menjalankan program pertama kami di kepengurusan baru.

Berangkat dari kepedulian terhadap lingkungan, kami mencoba untuk berkontribusi walaupun kecil. Ya, hari itu kami sejenak menjadi pemulung, bersama-sama mengumpulkan ‘sampah’ atau lebih spesifiknya sampah ‘rosok’ yakni sampah yang memiliki nilai jual. Yup, nilai jual. Wong tujuan program ini salah satunya juga nyari duit kok alias komersil. Seperti slogan komersil salah satu minuman berenergi… Kuku B*ma Energi..rosok…rosok…(mekso yoben)

Aku pun terpaksa merelakan waktu yang biasanya jam segitu

Friday, August 12, 2016

Arus

Ini adalah cerita tahun 2014..

Sudah beberapa bulan ini di perempatan Jombor dibangun flyover sehingga arus lalu lintas sebagian dialihkan melewati jalur alternatif.Salah satu jalur alternatif itu adalah dari RSA UGM terus ke utara tembus kepengadilan Sleman. Jalannya cukup kecil.

Seorang ibu-ibu paruh baya dengan sepeda yang dikayuh pelan bergerak menyusuri jalan kecil itu. Di belakangnya nampak berderet mobil dan motor mengikuti. Dengan jalan yang hanya selebar itu, pengendara mobil pikir-pikir mau menyalip karena arus lalu lintas dari lawan arah juga ramai.Tak pelak deretan mobil dan motor yang mengikuti si ibu itu makin panjang. Pemandangan yang tak biasa pun terjadi, si ibu dengan sepeda tuanya bergerak pelan diikuti rombongan mobil-mobil. Udah kaya pejabat tinggi atau tokoh terkenal aja. Padahal aku lihat bajunya bukan merah dan dia gak pake konde. :)

Dalam situasi seperti ini, hampir pasti para pengendara mobil di belakangnya merasa jengkel, apalagi yang sedang diburu waktu. Lalu otomatis hampir pasti juga mereka akan menyalahkan si ibu-ibu tadi. Padahal yang dipunya si ibu ya cuma sepeda onthel saja. Dia ndak punya duit buat beli motor atau mobil. Apa itu salah? Padahal seharusnya pengendara mobil bersyukur kan ya?….Dia udah bisa naik kendaraan yg kenyamanan dan kecepatannya jauh melebihi sepeda.

Tapi inilah arus. You name it: arus teknologi, arus zaman, atau apalah yang jelas dia menggambarkan satu hal,…

Tuesday, August 9, 2016

Seni Menasihati


Madinah. Waktu mendirikan sholat sudah tiba.
Seorang tua beranjak untuk mengambil wudhu, namun sepertinya ia tak melakukannya dengan benar.
Kejadian itu dilihat oleh cucu-cucu Rasulullah, Hasan dan Husain (radiallahu’anhuma).

“Mari,” kata salah seorang pada saudaranya, “kita nasihati kakek itu.”
Maka mereka menghampiri kakek itu lalu bertanya,
“Kek, kami berselisih tentang siapa yang lebih baik dalam mengerjakan wudhu, sudikah kakek memperhatikan kami lalu menilai siapa yang lebih baik?”

Maka pada akhirnya sang kakek pun mengerti, “Demi Allah, aku tak tahu bagaiamana cara berwudhu sebelum ini. Kalian berdua telah mengajarkannya padaku.”

***
Jika seni adalah ekspresi/cara yang memunculkan keindahan, maka menasihati bisa dipandang sebagai seni juga.
Selalu ada cara atau kata yang elok untuk dipilih agar ia tak sekedar memahamkan tapi juga diterima.
Karena bahkan kebenaran pun akan diabaikan jika tersampaikan tanpa kelembutan.
Dan tentu saja nasihat yang diterima akan jauh lebih tinggi nilainya daripada penunaikan kewajiban untuk sekedar menyampaikan.

Thursday, August 4, 2016

Pidato Steve Jobs: kematian....(bagian ketiga)

Cerita ketiga saya adalah tentang kematian


Ketika saya berusia 17 tahun, saya membaca kutipan yang bunyinya: “Jika anda setiap hari menjalani hidup seolah-olah adalah itu adalah hari terakhir anda, suatu hari anda pasti benar.” Kata-kata itu membuat kesan pada diri saya, dan sejak itu, untuk 33 tahun terakhir, saya melihat cermin setiap hari dan bertanya pada diri saya: “Jika hari ini adalah hari terakhir saya hidup, apakah saya benar-benar menginginkan apa yang akan saya lakukan hari ini?” Dan setiap kali jawabannya adalah “Tidak” untuk terlalu banyak hari yang berurutan, saya tahu saya perlu merubah sesuatu.

Dengan mengingat bahwa saya akan meninggal dalam waktu dekat adalah alat paling penting  yang pernah saya jumpai untuk membantu saya membuat keputusan besar dalam hidup. Karena hampir segalanya – semua ekspektasi eksternal, semua kebanggaan, semua ketakutan karena malu dan gagal – semua itu hilang di depan wajah kematian, hanya meninggalkan apa yang benar-benar penting. Dengan mengingat bahwa anda akan meninggal adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berfikir bahwa anda memiliki sesuatu yang akan hilang. Anda sebenarnya sudah telanjang. Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti hati anda.

Sekitar satu tahun lalu saya didiagnosa mengidap kanker. Saya menjalani scan pada pagi hari pukul 07.30, dan jelas menunjukkan

Wednesday, August 3, 2016

Pidato Steve Jobs: Cinta dan Kehilangan....(bagian kedua)

Pernahkah anda menonton film-film ini: Toy Story, A Bug’s Life, Monster Inc, Finding Nemo, The Incredibles, Ratatouille, WALL-E, dan Up?
Selain menakjubkan, film-film itu memiliki kesamaan lain, kesemuanya adalah film animasi komputer. Dan satu kesamaan lagi, film-film tersebut adalah buatan Studio Animasi Pixar....
Mungkin beberapa dari anda sudah mengenal apa Pixar itu, namun saya percaya sedikit yang tahu cerita di balik berdirinya Pixar...oleh karenanya mari kita simak lanjutan pidato dari Steve Jobs berikut ini:

Cerita kedua saya adalah tentang cinta dan kehilangan.

Saya beruntung – saya menemukan apa yang saya cintai untuk dilakukan ketika masih awal dalam hidup. Woz dan saya memulai Apple di dalam garasi orang tua saya ketika saya berumur 20. Kami bekerja keras, dan dalam 10 tahun Apple telah tumbuh dari kami yang hanya dua orang dalam garasi menjadi perusahaan 2 milyar dollar dengan pegawai lebih dari 4000 orang.

Tuesday, August 2, 2016

Pidato Steve Jobs: "temukan apa yang anda cintai..." (Bagian Pertama)

Berikut ini adalah pidato yang sangat menginspirasi dari Steve Jobs. Bagi yang belum tahu siapa Steve Jobs, dia adalah pemimpin  perusahaan pembuat i phone yang terkenal itu.
Sebenarnya saya menemukan pertama kali pidato ini dalam bentuk video (dan memang lebih mengena kalo dinikmati lewat video). Jadi silakan dicari di youtube kalo ingin melihat... :)
Ada tiga poin penting yang disampaikannya dalam pidato ini. Untuk memudahkan anda membaca, teks ini saya potong menjadi tiga bagian, satu bagian untuk masing-masing poin...
_Segala ketidakpahaman dikarenakan keterbatasan saya dalam menerjemahkan...please enjoy_

ANDA HARUS MENEMUKAN APA YANG ANDA CINTAI
Teks ini adalah pidato pada acara pemberian ijazah yang disampaikan oleh Steve Jobs, CEO dari Apple Computer dan Studio Animasi Pixar, 12 Juni 2005 di Stanford University.

Saya merasa terhormat berada di sini bersama anda hari ini pada acara penyerahan ijazah dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah. Jujur, inilah saat terdekat saya dengan kelulusan kuliah. Hari ini saya ingin berbagi kepada anda