Ini adalah cerita tahun 2014..
Sudah beberapa bulan ini di perempatan Jombor dibangun flyover
sehingga arus lalu lintas sebagian dialihkan melewati jalur
alternatif.Salah satu jalur alternatif itu adalah dari RSA UGM terus ke
utara tembus kepengadilan Sleman. Jalannya cukup kecil.
Seorang
ibu-ibu paruh baya dengan sepeda yang dikayuh pelan bergerak menyusuri
jalan kecil itu. Di belakangnya nampak berderet mobil dan motor
mengikuti. Dengan jalan yang hanya selebar itu, pengendara mobil
pikir-pikir mau menyalip karena arus lalu lintas dari lawan arah juga
ramai.Tak pelak deretan mobil dan motor yang mengikuti si ibu itu makin
panjang. Pemandangan yang tak biasa pun terjadi, si ibu dengan sepeda
tuanya bergerak pelan diikuti rombongan mobil-mobil. Udah kaya pejabat
tinggi atau tokoh terkenal aja. Padahal aku lihat bajunya bukan merah dan
dia gak pake konde. :)
Dalam situasi seperti ini,
hampir pasti para pengendara mobil di belakangnya merasa jengkel, apalagi
yang sedang diburu waktu. Lalu otomatis hampir pasti juga mereka akan
menyalahkan si ibu-ibu tadi. Padahal yang dipunya si ibu ya cuma sepeda
onthel saja. Dia ndak punya duit buat beli motor atau mobil. Apa itu
salah? Padahal seharusnya pengendara mobil bersyukur kan ya?….Dia udah
bisa naik kendaraan yg kenyamanan dan kecepatannya jauh melebihi sepeda.
Tapi
inilah arus. You name it: arus teknologi, arus zaman, atau apalah yang jelas
dia menggambarkan satu hal,…
PERUBAHAN. Ya, arus perubahan itu nyata. Ia
menghanyutkan yang tak sejalan. Ia adalah kesepakatan masyarakat yang
‘sepihak’ dan tak tertuils. Dan konteksnya pun gak cuma seperti di
atas, bisa macem-macem. Contohnya seorang yang sulit diajak janjian,
kurang fleksibel, kurang gaul karena gak punya hape. Atau sudah punya
hape tapi tak men-support fasilitas tertentu misalnya BBM atau WA.
Dan
jangan lupa kita juga sedang menghadapi arus yang sangat besar:
globalisasi. Arus yang konon akan membedakan mana orang yang berkualitas
mana yang tidak, mana yang bekerja keras, mana yang pemalas…tak peduli
siapa anda.
Arus-arus ini sedang terjadi di sekitar
kehidupan kita sebagai buah keniscayaan akan pastinya perubahan. Dan
mereka bergerak cepat. Seberapacepat? Nah kalau anda tanya pada saya,
bagi sebagian orang mereka berlari lebih cepat daripada usia.. #ehh
Katanya di dunia ini nggak ada yang abadi, yg abadi adalah perubahan itu sendiri=).nice sharing Mas
ReplyDeletebetul mb, yang gak mau berubah akan tertinggal jaman...
ReplyDeletemungkin kita perlu minta nasihat sama ksatria baja hitam, dia kan suka 'berubah'! (*tontonan jaman cilik hehehe)