Friday, August 12, 2016

Arus

Ini adalah cerita tahun 2014..

Sudah beberapa bulan ini di perempatan Jombor dibangun flyover sehingga arus lalu lintas sebagian dialihkan melewati jalur alternatif.Salah satu jalur alternatif itu adalah dari RSA UGM terus ke utara tembus kepengadilan Sleman. Jalannya cukup kecil.

Seorang ibu-ibu paruh baya dengan sepeda yang dikayuh pelan bergerak menyusuri jalan kecil itu. Di belakangnya nampak berderet mobil dan motor mengikuti. Dengan jalan yang hanya selebar itu, pengendara mobil pikir-pikir mau menyalip karena arus lalu lintas dari lawan arah juga ramai.Tak pelak deretan mobil dan motor yang mengikuti si ibu itu makin panjang. Pemandangan yang tak biasa pun terjadi, si ibu dengan sepeda tuanya bergerak pelan diikuti rombongan mobil-mobil. Udah kaya pejabat tinggi atau tokoh terkenal aja. Padahal aku lihat bajunya bukan merah dan dia gak pake konde. :)

Dalam situasi seperti ini, hampir pasti para pengendara mobil di belakangnya merasa jengkel, apalagi yang sedang diburu waktu. Lalu otomatis hampir pasti juga mereka akan menyalahkan si ibu-ibu tadi. Padahal yang dipunya si ibu ya cuma sepeda onthel saja. Dia ndak punya duit buat beli motor atau mobil. Apa itu salah? Padahal seharusnya pengendara mobil bersyukur kan ya?….Dia udah bisa naik kendaraan yg kenyamanan dan kecepatannya jauh melebihi sepeda.

Tapi inilah arus. You name it: arus teknologi, arus zaman, atau apalah yang jelas dia menggambarkan satu hal,…
PERUBAHAN. Ya, arus perubahan itu nyata. Ia menghanyutkan yang tak sejalan. Ia adalah kesepakatan masyarakat yang ‘sepihak’ dan tak tertuils. Dan konteksnya pun gak cuma seperti di atas, bisa macem-macem. Contohnya seorang yang sulit diajak janjian, kurang fleksibel, kurang gaul karena gak punya hape. Atau sudah punya hape tapi tak men-support fasilitas tertentu misalnya BBM atau WA.


Dan jangan lupa kita juga sedang menghadapi arus yang sangat besar: globalisasi. Arus yang konon akan membedakan mana orang yang berkualitas mana yang tidak, mana yang bekerja keras, mana yang pemalas…tak peduli siapa anda.

Arus-arus ini sedang terjadi di sekitar kehidupan kita sebagai buah keniscayaan akan pastinya perubahan. Dan mereka bergerak cepat. Seberapacepat? Nah kalau anda tanya pada saya, bagi sebagian orang mereka berlari lebih cepat daripada usia.. #ehh

2 comments:

  1. Katanya di dunia ini nggak ada yang abadi, yg abadi adalah perubahan itu sendiri=).nice sharing Mas

    ReplyDelete
  2. betul mb, yang gak mau berubah akan tertinggal jaman...
    mungkin kita perlu minta nasihat sama ksatria baja hitam, dia kan suka 'berubah'! (*tontonan jaman cilik hehehe)

    ReplyDelete